Cari Blog Ini

Kamis, 29 Desember 2011

Pengaruh Giberelin Terhadap Pemanjangan Batang


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II
Acara praktikum                  :   Pengaruh Giberelin Terhadap Perpanjangan Batang.
Tujuan                       : Mengetahui kosentrasi giberelin yang efektif dalam  merangsang pertumbuhan tanaman khususnya perpanjangan batang.
Hasil dan Pembahasan :
A.    Hasil
Tanaman
Konsentrasi
(ppm)
Hari Ke...
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Panjang Btng Jagung(cm)
0 (K 1)
8
10
12
14
14
14
16
18
20
23
25
25
28
30
5
10
11,5
13
14
16
18
20,5
23
26
28
29
30
32
33
10
9
11
12,5
14
17
21
23
27
28
30
32
32
35
35
15
8
13
22
30
34,5
41
41,4
42
46
48
48,7
49
51
51,6
20
11,2
11,7
12,4
12,5
13
13,2
14
15,1
16,2
16,4
16,6
16,8
17,2
17,9
0 (K 2)
5.5
11,2
19,7
25
30,8
31,2
32,8
34,1
35,2
36
36,4
38,1
39,3
40,4
Panjang Btng Kedelai(cm)
0 (K 1)
13
15
17,5
18
19
20
20
21
23
23
25
26
26
29
5
7
8
12,2
15,6
17
19
20
22,4
23
24
25,4
26,5
27,8
28,3
10
10
11
13
15
16
19
22
25
30
30
32
35
35
37
15
5
9
13,2
16,7
19
21
23
23,9
25
27
30
30,2
33
33,6
20
12,4
12,6
13,2
13,4
14
14,3
14,6
15
16,1
16,5
16,9
17
17,4
17,8
0 (K 2)
14
15,5
17,2
18
18,9
19,3
20,2
21,5
23
23,7
24,2
25,4
26
26,6
Tabel Pengamatan pada Jagung dan Kedelai


B.    Pembahasan
Giberelin adalah turunan dari asam gibberelat. Merupakan hormon tumbuhan alami yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih dorman. Terdapat sekitar 100 jenis giberelin, namun Gibberellic acid (GA3)-lah yang paling umum digunakan. Giberelin adalah zat kimia yang dikelompokan kedalam terpinoid. Semua kelompok terpinoid terbentuk dari unit isoprene yang terdiri dari 5 atom karbon. Berdasarkan proses biosintesis telah diketemukan zat penghambat (growth retardant) di dalam aktivitas ini. Hormon tumbuh ada yang bersifat alami dan ada yang bersifat sintesis. Giberelin merupakan hormon tumbuh pada tanaman yang bersifat sintesis dan berperan mempercepat perkecambahan (Heddy, 1989). Giberelin dapat mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah; mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar (Kusumo, 1990).
Efek giberelin dapat mendorong perpanjangan batang, tetapi juga terlibat dalam proses regulasi perkembangan tumbuhan seperti halnya auksin. Beberapa tanaman yang diberi GA bisa memacu pembungaan dan mematahkan dormansi tunas-tunas serta biji. Disintesis pada ujung batang dan akar, giberelin menghasilkan pengaruh yang cukup luas. Salah satu efek utamanya adalah mendorong pemanjangan batang dan daun. Pengaruh GA umumnya meningkatkan kerja auksin, walaupun mekanisme interaksi kedua ZPT tersebut belum diketahui secara pasti. Demikian juga jika dikombinasikan dengan auksin, giberelin akan mempengaruhi perkembangan buah misalnya menyebabkan tanaman kedelai, jagung menghasilkan buah walaupun tanpa fertilisasi. Diketahui giberelin digunakan secara luas untuk menghasilkan buah. Giberelin juga menyebabkan ukuran buah lebih besar dengan jarak antar buah yang lebih renggang di dalam satu gerombol. Giberelin juga berperan penting dalam perkecambahan biji pada banyak tanaman. Biji-biji yang membutuhkan kondisi lingkungan khusus untuk berkecambah seperti suhu rendah akan segera berkecambah apabila disemprot dengan giberelin. Diduga giberelin yang terdapat di dalam biji merupakan penghubung antara isyarat lingkungan dan proses metabolik yang menyebabkan pertumbuhan embrio. Sebagai contoh, air yang tersedia dalam jumlah cukup akan menyebabkan embrio pada biji rumput-rumputan mengeluarkan giberelin yang mendorong perkecambahan dengan memanfaatkan cadangan makanan yang terdapat di dalam biji. Berdasarkan beberapa tanaman, giberelin menunjukkan interaksi antagonis dengan ZPT lainnya misalnya dengan asam absisat yang menyebabkan dormansi biji (Wuryaningsih, 2004).
Giberelin sebagai hormon tumbuh pada tanaman sangat berpengaruh pada sifat genetik (genetic dwarfism), pembuangan, penyinaran, partenokarpi, mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan (germination) dan aspek fisiologi kainnya. Giberelin mempunyai peranan dalam mendukung perpanjangan sel (cell elongation), aktivitas kambium dan mendukung pembentukan RNA baru serta sintesa protein (Abidin, 1985).
Genetic dwarfism adalah suatu gejala kerdil yang disebabkan oleh adanya mutasi. Gejala ini terlihat dari memendeknya internode. Terhadap Genetic dwarfism ini, gibereline mampu merubah tanaman yang kerdil menjadi tinggi. Hal ini telah dibuktikan oleh Brian dan Hemming (1955), dalam eksperimennya mereka telah memberi perlakuan penyemprotan gibberellic acid pada berbagai varietas kacang. Hasil dari eksperimen ini menunjukan bahwa gibberellic acid berpengaruh terhadap tanaman kacang yang kerdil dan menjadi tinggi. Mengenai hubungannya dengan cell elengation, dikemukakan bahwa giberelin mendukung pengembangan dinding sel. Menurut van Oberbeek (1966) penggunaan giberelin akan mendukung pembentukan enzym protolictic yang akan membebaskan tryptophan sebagai asal bentuk dari auksin. Hal ini berarti bahwa kehadiran giberelin tersebut akan meningkatkan kandungan auksin. Mekanisme lain menerangkan bahwa giberelin akan menstimulasi cell elengation, karena adanya hidrolisa pati yang dihasilkan dari giberelin, akan mendukung terbentuknya amilase. Sebagai akibat dari proses tersebut, maka konsentrasi gula meningkat yang mengakibatkan tekanan osmotik di dalam sel menjadi nai, sehingga ada kecenderungan sel tersebut berkembang.
Biji kedelai dan biji jagung terdiri dari embrio dan endosperm. Endosperm memiliki masa pati yang dikelilingi oleh suatu lapisan aleuron. Sedangkan embrio itu sendiri merupakan suatu bagian hidup yang suatu saat akan menjadi dewasa. Pertumbuhan embrio selama perkecambahan bergantung pada persiapan bahan makanan yang berada di dalam endosperm. Demi keperluan kelangsungan hidup embrio maka terjadilah penguraian secara enzimatik yaitu terjadi perubahan pati menjadi gula yang selanjutnya ditranslokasikan ke embrio sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya. Giberelin berperan penting dalam proses aktivitas amilase. Hal ini telah dibuktikan dengan menggunakan GA yang mengakibatkan aktivitas amilase miningkat. Aktivitas enzim  amilase dan protease di dalam endosperm juga didukung oleh GA melalui de novo synthesis. Hal ini ada hubungannya dengan terbentuknya DNA baru yang kemudian menghasilkan RNA (Weaver,  1972).

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Giberelin merupakan hormon tumbuhan alami yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih dorman.
2.      Gibberellin sebagai hormon tumbuh pada tanaman sangat berpengaruh pada sifat genetik (genetic dwarfism).
3.      Gibberelline mempunyai peranan dalam mendukung perpanjangan sel (cell elongation), aktivitas kambium dan mendukung pembentukan RNA baru serta sintesa protein.

DAFTAR REFERENSI
Abidin, Z. 1985. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa, Bandung.
Heddy, S. 1989. Hormon Tumbuhan. CV Rajawali, Jakarta.
Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur Tumbuh Tumbuhan. CV Yasoguna, Bogor.
Weaver, R.J. 1972. Plant growth substances in agriculture. Univ. of California, Davis pp 52 – 79
Wuryaningsih, S., S. Soedjono, D. S. Badriah dan A. Abdurachman. 2004. Peran Giberelin, Pupuk, dan Paklobutrazol pada Pembesaran Subang Gladiol Asal Biji. J. Hortikultura Volume 14 (Ed. Khusus) : 368 – 373. ISSN : 0853 – 7097

Tidak ada komentar:

Posting Komentar