I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Avertebrata
adalah sebuah istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de Lamarck untuk menunjuk
hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata mencakup semua hewan
kecuali hewan vertebrata (pisces, reptil, amfibia, burung, dan mammalia. Contoh
invertebrata adalah serangga, ubur-ubur, hydra, cumi-cumi, dan cacing.
Invertebrata mencakup sekitar 97 persen dari seluruh anggota kingdom Animalia.
Vertebrata
adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang
belakang. Tulang-tulang yang menyusun tulang belakang disebut vertebra.
Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Ke dalam vertebrata dapat
dimasukkan semua jenis ikan (kecuali remang, belut jeung, "lintah
laut", atau hagfish), katak, reptil, burung, serta hewan menyusui. Kecuali
jenis-jenis ikan, vertebrata diketahui memiliki dua pasang tungkai (Campbell,
2004).
Hewan yang tidak memiliki tulang belakang
digolongkan ke dalam hewan avertebrata. Di dalam dunia hewan diketahui bahwa
hewan avertebrata dibedakan atas dua golongan yaitu hewan yang bersel tunggal
dan hewan yang bersel banyak. Kecuali hewan yang termasuk Filum Protozoa, maka
sisanya adalah hewan bersel banyak (Suhardi, 1983).
B. Tujuan
Tujuan praktikum acara pengenalan
hewan avertebrata dan vertebrata pada berbagai habitat adalah untuk mengenali
ciri-ciri yang tampak pada hewan avertebrata dan vertebrata yang hidup di
habitat terrestrial, semi-akuatik, akuatik, dan aboreal, Mendeskripsikan
ciri-ciri tempat hidup hewan avertebrata dan vertebrata yang diamati.
MATERI DAN METODE
A. Materi
Materi yang diamati adalah hewan
avertebrata dan vertebrata yang hidup di habitat terrestrial,
semi-akuatik, akuatik dan aboreal (bekicot, capung, keong mas, kalajengking,
burung hantu, kelinci, kecoa dan ikan pari).
Alat yang digunakan yaitu bak
preparat, pinset, jarum preparat, kaca pembesar, mikroskop, buku gambar dan
alat tulis.
B. Metode
1. Pemisahan
antara hewan avertebrata dan hewan vertebrata
2. mengenali
dan menggambar hewan avertebrata dan vertebrata yang diamati berdasarkan pada
habitat tempat tinggalnya.
3. preparat
yang telah diamati diawetkan untuk kegiatan identifikasi dan determinasi pada
acara praktikum selanjutnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Gambar 1. Kecoak Gambar 2. Burung Hantu Gambar3.Kalajengking
Gambar 4. Capung Gambar 5. Ular Cincin Gambar 6. Keong Mas
Gambar 7. Kelinci Gambar 8. Bekicot
Table pengamatan habitat tempat tinggal
vertebrata dan avertebrata
Kelompok Hewan
|
Terestrial
|
Aquatik
|
Semi-Aquatik
|
Aboreal
|
Avertebrat
|
Capung
|
Keong
Mas
|
Keong
Mas
|
Capung
|
Kalajengking
|
Ikan
Pari
|
Capung
|
-
|
|
Bekicot
|
|
|
|
|
Vertebrata
|
Burung
Hantu
|
-
|
-
|
Burung
Hantu
|
Kelinci
|
-
|
-
|
-
|
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan
hasil bahwa setiap hewan baik vertebrata maupun avertebrata mempunyai tempat
hidupnya masing-masing. Berdasarkan lingkungan hidupnya, tempat hidup organism
di bedakan menjadi beberapa kelompok yaitu terestrial, akuatik, semi-akuatik,
dan aboreal. Lingkungan terrestrial yaitu lingkungan dimana hewan hidup di
daratan atau sebagian besar aktifitasnya di daratan. Lingkungan akuatik yaitu
lingkungan dimana hewan hidup di lingkungan perairan atau sebagian besar
aktifitasnya berada di perairan. Lingkungan semi-akuatik yaitu lingkungan
dimana hewan hidup pada dua lingkungan secara seimbang yaitu lingkungan akuatik
dan lingkungan semi akuatik. Lingkungan aboreal yaitu lingkungan dimana hewan
hidup sebagian besar di pepohonan.
Masing-masing hewan vertebrata maupun
avertebrata mempunyai ciri-ciri morfologi yang berbeda-beda yaitu sebagai
berikut :
1.
Ikan Pari (Lacrymaria
sp.)
Ikan pari
(rays) termasuk dalam sub grup
elasmobranchii, yaitu ikan yang bertulang rawan dan grup Cartilaginous. Ikan
pari mempunyai bentuk tubuh gepeng melebar (depressed) dimana sepasang sirip dada (pectoral, fins)-nya melebar dan
menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya, sehingga tampak atas atau tampak
bawahnya terlihat bundar atau oval. Ikan pari umumnya mempunyai ekor yang
sangat berkembang (memanjang) menyerupai cemeti. Ikan ini bernapas melalui
celah insang (gill openings atau gill slits) yang berjumlah 5-6 pasang. Posisi celah insang
adalah dekat mulut di bagian bawah (ventral).
Ikan
pari jantan dilengkapi sepasang alat kelamin yang disebut "clasper"
letaknya di pangkal ekor. Ikan pari betina umumnya berbiak secara melahirkan
anak (vivipar) dengan jumlah anak antara 5-6 ekor.
2. Kecoa (Periplaneta
americana)
Kecoa adalah serangga pengembara dengan lima ruas tarsi dan tak satupun
tungkai-tungkai mengalami modifikasi untuk menggali atau untuk mendekap. Kecoa
termasuk golongan hewan avertebrata simetri bilateral pada umumnya memiliki
tubuh yang jika dibagi dua dari arah depan (anterior) kea rah belakang
(posterior) akan menghasilkan belahan yang sama. Tubuhnya berbentuk bulat
telur, gepeng dan kepala tersembunyi dari atas pronotum. Timpana dan organ
pembuat suara biasanya tidak ada. Hewan betina dari banyak jenis mempunyai
sayap-sayap yang lebih pendek daripada hewan jantan. Sersi beruas satu sampai
banyak dan biasanya cukup panjang, sungut panjang dan membentu seperti
filament. Serangga-serangga ini pemakan segala jenis makanan dan umumnya
mencari makan pada malam hari (nokturnal). (Borror et. al., 1996)
Kecoa tersebar di berbagai tempat : di rumah, dapur, gudang, kebun,
pertanaman atau di tempat-tempat yang kotor, lembab, banyak sampah, sisa
makanan dan lain-lain. Induk biasanya menyatukan 30-40 butir telur dalam kantung
yang kuat dan akan dibawa kemana-mana sebelum ditemukan tempat persembunyian.
Aktif di malam hari, umumnya menghindari cahaya, siang hari bersembunyi di
tempat yang gelap. Karena tubuh mereka yang pipih, maka dapat bersembunyi di
celah-celah (Lilies S., 1991).
Kecoa memiliki antenna panjang dan berisi banyak
sel peraba dan pengecap yang digunakannya untuk mengamati keadaan lingkungan
dengan cara menggerak-gerakkan antenna tersebut. Kecoa memiliki sifat yang unik
apabila diganggu yaitu akan menggunakan celah-celah sempit untuk menyembunyikan
tubuhnya yang pipih. Cara lain untuk melindungi dirinya yaitu dengan
mengeluarkan cairan berbau yang dihasilkan oleh kelenjar bau (Putra, 1994).
Mulut kecoa digunakan untuk mengunyah
makanannnya. Jenis kecoa ada yang memakan kayu, yang mengandung selulosa, dan
mereka akan mencernakannya dengan bantuan hewan bersel satu Protozoa yang hidup
dalam usus belakangnnya. Protozoa ini harus tetap mereka miliki sehingga kecoa
mempunyai suatu kebiasaan memakan gumpalan kotorannya atau sisa buangan tubunya
untuk mendapatkan protozoa tersebut. Hal ini teruatama dilakukan oleh anak
kecoa yang baru saja keluar dari telur da pada setiap pergantian kulit (Putra,
1994).
Beberapa jenis Periplaneta juga memasuki rumah-rumah, salah satu yang paling umum
adala kecoa Amerika, Periplaneta americana. Jenis ini
panjangnya kira-kira 27-35 mm. Berwarna coklat kemerah-merahan dengan
sayap-sayap yang berkembang baik (Borror et.
al., 1996).
Klasifikasi Kecoa (Periplaneta americana) menurut Darbohoesodo (1976) :
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Blattaria
Family : Blattidae
Genus : Periplaneta
Species : Periplaneta
Americana
3. Kalajengking (Heterometrus sp.)
Kalajengking adalah sebuah arthropoda dengan delapan
kaki, termasuk dalam ordo Scorpiones
dalam kelas Arachnida.
Sejenis kala yang disebut ketonggeng (Jawa), langgir atau langir (Sunda) ini termasuk binatang beruas berukuran besar,
panjang tubuh 13 cm, berwarna coklat atau kehijauan gelap agak mengkilap.
Bentuk tubuhnya mirip uang, dengan ujung ekor meruncing tajam kecoklatan
seperti kakinya. Ketika menerkam mangsanya, alat sengatnya dapat dijulurkan ke
arah punggung hingga mencapai depan mulutnya. Sengatannya menimbulkan rasa
sangat sakit seperti tusukan jarum namun tidal mematikan seperti kala Afrika,
Timur Tengah dan Amerika Tropika. Binatang pemangsa ini memakan laba-laba,
serngga, invertabrata dan cicak
Tubuhnya terdiri
atas kepala, dada dan perut. Kepala dan dada menyatu dilengkapi sepasang alat
sapit semacam gunting bergerigi dan empat pasang kaki. Perutnya memipih, bagian
belakang mengecil dan membulat seperti ekor. Masa dewasa dimulai sejak usia 2 –
3 tahun dengan 8 – 10 ganti kulit. Masa beranak 1 – 2 kali setiap tahun,
anaknya berjumlah 20 – 35 ekor yang selalu digendong selama masih lemah.
Binatang yang aktif pada malam hari ini berperilaku kanibal, karena sering
memangsa sesame kala yang sedang bertukar kulit atau pejantan seusai kawin.
Habitatnya di tempat gelap dan lembab seperti liang tanah, celah kayu, tumpukan
kayu, batuan atau reruntuhan bangunan. Sebarannya mulai dari India sampai Asia
Tenggara.
Menurut Jasin (1989), Klasifikasi dari kalajengking
adalah sebagai berikut :
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Arthropoda
Classis :
Arachnida
Ordo :
Scorpiones
Genus :
Heterometrus
Species :
Heterometrus sp.
4.
Capung (Anax junius)
Capung (dragonfly) ataupun Capung jarum
(damselfly) merupakan salah satu jenis serangga yang banyak dijumpai. Katanya
capung sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu. Capung merupakan serangga yang
tidak menggigit ataupun bersengat. Capung merupakan hewan yang memiliki peran
sebagai sumber makanan bagi banyak hewan lain, seperti burung, ikan, katak,
ataupun kumbang air. Capung hidup dekat dengan air karena siklus hidupnya yang
membuat mereka tidak bisa hidup jauh dari air. Capung hidup di air bersih.
karena itu capung dan capung jarum berperan bagi manusia sebagai indikator
pencemaran lingkungan. Bila di suatu sumber air tidak lagi ditemukan capung,
artinya lingkungan itu sudah tercemar dan ekosistemnya terganggu. Tubuh capung terdiri dari tiga bagian. kepala dengan mata faset
(mata majemuk), dada atau thorax dengan empat sayap panjang yang tidak bisa
dilipat dan dilengkapi tiga pasang kaki, dan abdomen dengan sepuluh segmen.
5. Kelinci
Kelinci
adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat
ditemukan di banyak bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang
hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada
perkembangannya, tahun 1912,
kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini
dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Superfilum : Chordata
Filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo : Lagomorpha
Famili :Leporidae
6. Bekicot (Achatina fulica)
Bekicot tergolong ke dalam hewan lunak
(mollusca) dari kelas Gastropoda yang berarti berjalan dengan perut. Bekicot
merupakan hewan yang berasal dari Afrika Timur. Bekicot biasanya mulai kawin
pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan yang cukup memenuhi
syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih
aman. Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan
biasanya lebih dari lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung
masa subur bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.
Gastropoda asal kata
dari Gaster artinya perut, dan podos artinya kaki. Jadi Gastropoda
adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut yang dalam hal ini
disebut kaki. Gerakan Gastropoda disebabkan oleh kontraksi-kontraksi otot seperti
gelombang, dimulai dari belakang menjalar ke depan. Pada waktu bergerak, kaki
bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lendir yang berfungsi untuk
mempermudah berjalan, sehingga jalannya meninggalkan bekas.
Sebagian besar Gastropoda
mempunyai cangkok (rumah) dan berbentuk kerucut terpilin (spiral). Bentuk
tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya
simetri bilateral. Namun ada pula Gastropoda yang tidak memiliki
cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang (vaginula). Hewan ini
terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat.
Klasifikasi dar bekot yaitu :
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Famili : Achatinidae
Genus : Achatina
Spesies : Achatina fulica
7. Keong Mas (Pomaceae canaliculata)
Keong mas atau siput murbai (Pomacea
canaliculata Lamarck) merupakan hewan lunak yang lebih dikenal sebagai hama
tanaman padi. Keong mas atau siput murbai merupakan hewan lunak (Mollusca) dari
kelas Gastropoda yang berarti berjalan dengan perut. Keong mas atau siput murbai (Pomacea
canaliculata Lamarck), diintroduksi ke Filipina antara tahun 1982 sampai tahun
1984. Siput murbai didatangkan dari Amerika Selatan ( Brasilia dan Argentina)
melalui Taiwan.
klasifikasi bekicot termasuk dalam
divisio Mollusca
Kelas
:Gastropoda
Ordo
:Pulmonata
Famili
:Pomaceatidae
Genus
:Pomacea
Spesies
:Pomacea canaliculata.
8. Burung
Hantu (Tytto alba)
Burung
hantu adalah kelompok burung
yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung
buas (karnivora, pemakan
daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal).
Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di
seluruh dunia kecuali Antartika,
sebagian besar Greenland,
dan beberapa pulau-pulau terpencil. Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan,
tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping.
Bersama paruh yang bengkok tajam
seperti paruh elang
dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan "wajah" burung hantu ini
demikian mengesankan dan terkadang menyeramkan. Apalagi leher burung ini
demikian lentur sehingga wajahnya
dapat berputar 180 derajat ke belakang. Umumnya burung hantu berbulu
burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan putih (Mackinnon,
1993).
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan
lingkungan hidupnya, tempat hidup organism di bedakan menjadi beberapa kelompok
yaitu terestrial, akuatik, semi-akuatik, dan aboreal.
2. Ikan
pari (rays) termasuk dalam sub grup
elasmobranchii, yaitu ikan yang bertulang rawan dan grup Cartilaginous. semua
hewan vertebrata mempunyai cirri-ciri yaitu mempunyai rangka internal dan
tulang tengkorak.
3. Kecoa
termasuk golongan hewan avertebrata simetri bilateral.
4. Kalajengking adalah sebuah arthropoda dengan delapan
kaki, termasuk dalam ordo Scorpiones
dalam kelas Arachnida.
5. Bekicot
tergolong ke dalam hewan lunak (mollusca) dari kelas Gastropoda yang berarti
berjalan dengan perut.
B. Saran
Lampunya tolong dinyalakan, kita
praktikum sampai maghrib jadi kalau tidak dinyalakan gelap, susah melihat
tulisannya dan jadi kurang konsentrasi.
DAFTAR REFERENSI
Borror,
Donald, Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson. 1996. Pengenalan Pelajaran
Serangga. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Campbell, A. Neil, et all. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid Kedua.
Erlangga, Jakarta.
Darbohoesodo, R.B .1976.
Penuntun Praktikum Taxonomi Avertebrata. Fakultas Biologi Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto
Jasin, Maskoeri. 1989. Sistematik Hewan (Avertebrata dan Vertebrata) untuk
universitas. Sinar Jaya, Surabaya.
Lilies, Christina. 1991.
Kunci Determinasi Serangga. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
MacKinnon, J. 1993. Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di
Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta.
Putra, Nugroho Susetya. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta
Suhardi. 1983. Evolusi
Avertebrata. UI-Press. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar