Endospora adalah struktur spesifik
yang ditemukan pada beberapa jenis bakteri. Karena kandungan air
endospora sangat rendah bila dibandingkan dengan sel vegetatifnya, maka
endospora berbentuk sangat padat dan sangat refraktil bila dilihat di
bawah mikroskop. Endospora
sangat sukar diwarnai dengan pewarna biasa, sehingga harus digunakan
pewarna spesifik dan yang biasa digunakan adalah malachite green [1].
Dua jenis bakteri yang dapat membentuk spora misalnya Clostridium dan Bacillus. Clostridium adalah bakteri yang bersifat anaerobic, sedangkan Bacillus
pada umumnya bersifat aerobic. Struktur endospora mungkin bervariasi
untuk setiap jenis spesies, tapi umumnya hamper sama. Endospora bakteri
merupakan struktur yang tahan terhadap keadaan lingkungan yang ekstrim
misalnya kering, pemanasan, dan keadaan asam [3].
Bakteri pembentuk spora lebih
tahan terhadap desinfektan, sinar, kekeringan, panas, dan kedinginan.
Kebanyakan bakteri pembentuk spora tinggal di tanah, namun spora bakteri
dapat tersebar di mana saja [3].
METODE PENGECATAN ENDOSPORA
Endosopora
tidak mudah diwarnai dengan zat pewarna pada umumnya, tetapi sekali
diwarnai, zat warna tersebut akan sulit hilang. Hal inilah yang menjadi
dasar dari metode pengecatan spora secara umum. Pada metode
Schaeffer-Fulton yang banyak dipakai dalam pengecatan endospora,
endospora diwarnai pertama dengan malachite green dengan proses
pemanasan. Larutan ini merupakan pewarna yang kuat yang dapat
berpenetrasi ke dalam endospora. Setelah perlakuan malachite green,
biakan sel dicuci dengan air lalu ditutup dengan cat safranin. Teknik
ini akan menghasilkan warna hijau pada endospora dan warna merah muda
pada sel vegetatifnya [2]. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1.Gunakan teknik aseptis, siapkan biakan bakteri dalam kondisi udara yang kering dan dengan pemanasan yang baik.
2.Siapkan waterbath yang dipanaskan.
3.Tutup gelas preparat dengan selembar tisu dan letakkan pada rak di atas waterbath.
4.Tetesi dengan malachite green
5.Panaskan gelas preparat selama 5 menit.
6.pindahkan gelas preparat dari waterbath dan ambil kertas tisu dari preparat.
7.Biarkan gelas preparat dingin lalu cuci dengan air deionisasi.
8.Keringkan dan tambahkan safranin, diamkan selama 2 menit.
9.Cuci sisa safranin dengan air deionisasi dan keringkan noda.
10.Lakukan pengamatan preparat dengan mikroskop dengan bantuan minyak emersi.
Disarikan dari:
1.Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia. Jakarta
2.Prescott, LM; John PH; Donald AK. 2002. Microbiology 5th edition. McGraw-Hill Company. New York
3.Waluyo, Lus. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang
RESPON BAKTERI PENGHASIL SPORA DAN YANG TIDAK TAHAN PENGECATAN
Bakteri
penghasil spora tahan terhadap pewarnaan. Oleh karena itu, setelah
diwarnai oleh suatu warna, misalnya malachite green, akan mengikat kuat
senyawa pewarna. Untuk pewarnaan selanjutnya, cat tersebut (misalnya
safranin) sel spora tidak dapat menerimanya karena sudah terikat dengan
cat pertama. Akhirnya warna bakteri spora adalah hijau.
Bakteri yang tidak berspora
cenderung tidak tahan pengecatan karena hanya memiliki sel vegetatif.
Saat diwarnai oleh malachite, sel vegetatif dapat mengikat warna tetapi
dapat luntur setelah dilunturkan karena ikatannya tidak kuat. Setelah
pewarnaan selanjutnya dengan safranin, sel vegetatif mudah mengikat
warna kembali. Oleh karena itu, hasil pewarnaan akhir adalah merah muda
dari safranin.
Contoh yang paling mudah adalah
untuk spesies Bacilllus subtilis dan E. Coli. B. Subtilis akan berwarna
hijau setelah pengecatan. Hal ini berarti B. Subtilis memiliki
endospora. Endospora lebih tahan lama
meski dalam keadaan linghkungan ekstrim seperti kering, panas, atau
bahan kimia yang beracun. Selain itu, endospora juga lebih tahan
terhadap pewarnaan. Sekali berhasil diwarnai, spora sangat sukar untuk
melepaskan zat warna sehingga saat diberi warna dari safranin tetap
berwarna hijau karena spora sudah mengikat malachite dan sulit mengikat
warna yang diberikan kemudian.
Eschericia coli setelah
pengecatan akan berwarna merah muda dari safranin. E.coli berarti tidak
memiliki endospora, hanya memiliki sel vegetatif. Karena E.coli hanya
memiliki sel vegetatif, sel vegetatif tidak tahan terhadap pewarnaan.
Saat diwarnai denga malachite, sel vegetatif tidak dapat mengikat
malachite sehingga saat dilunturkan, warna malachite dapat hilang.
Kemudian saat diberi safranin, sel vegetatif dapat mengikat warna
kembali sehingga warna sel menjadi merah muda.
Sumber : dunia-mikro.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar